Sistem Rem
Rem adalah suatu
sistem untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda, sehingga gerak
kendaraan menjadi pelan. Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu sistem yang
sangat penting untuk keamanan dan kenyamanan dalam berkendara, jika rem tidak
berfungsi maka rem juga dapat menimbulkan bahaya. Rem yang baik adalah pada
waktu kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi, dan tiba-tiba melakukan
pengereman, kendaraan tersebut tidak mengalami oleng atau tetap stabil. Selain
itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini
diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem
blong adalah pad rem habis, minyak
rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal
piston rem, master rem, ataupun
pada selang remnya. Oleh sebab itu, pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.
Fungsi
Rem
Rem pada
kendaraan berfungsi untuk mengurangi atau memperlambat kecepatan dan
menghentikan kendaraan, serta memberikan kemungkinan kendaraan dapat parkir dan
berhenti pada tempat yang menurun.
Prinsip
Kerja Rem
Kendaraan tidak
dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan dengan pemindah daya,
kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud
untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti. Prinsip kerja rem adalah
merubah tenaga kinetik (gerak) menjadi tenaga panas dengan cara menggesekkan
dua buah obyek yaitu tromol dan kanvas
rem sehingga putaran akan melambat. Oleh karena itu, komponen rem yang
bergesekan ini harus tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk saat bekerja
pada suhu tinggi.
Gambar 2.2. Prinsip
Kerja Rem
Sumber
: Toyota Astra Motor, New Step 1 Training Manual. 1995
Tipe
Rem
Rem yang
dipergunakan dalam kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe,
yang salah satunya adalah tergantung pada penggunaannya. Tipe rem tersebut
antara lain :
a)
Rem kaki
Rem kaki
dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu : rem hidraulis (hidraulic brake) dan rem pneumatik (pneumatic brake).
Gambar 2.3. Rem Hidraulis
Sumber
: Toyota Astra Motor, New Step 1 Training Manual. 1995
Rem hidraulis lebih merespon dengan cepat dibanding tipe lainnya, dan
juga konstruksinya lebih khusus dan handal (superior
design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut rem hidraulis banyak digunakan pada
kendaraan penumpang truk ringan. Cara kerja rem hidraulis yaitu rem hidraulis
menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan
menimbulkan daya pengereman.
Sistem rem pneumatic adalah sistem rem yang memanfaatkan tekanan udara untuk
menekan sepatu rem. Di sini pedal rem berperan hanya membuka dan menutup katup
rem (brake valve), dan mengatur
aliran udara bertekanan yang keluar dari tangki udara. Tipe sistem rem seperti
ini banyak digunakan pada kendaraan berat seperti truk gandeng dan bus, rem pneumatic digunakan pada truk gandeng
dan bus karena agar beban yang berat mampu diimbangi dengan sistem rem yang
kemampuannya lebih berat juga. Prinsip kerja rem pneumatic yaitu udara bertekanan dikumpulkan dalam reservoir atau silinder. Ketika sebuah
tombol ditekan, udara yang dipaksa keluar dari reservoir dan mendorong piston yang menekan sepatu rem ke tromol.
Sama seperti rem hidraulis,
sebenarnnya yang menyebabkan kendaraan untuk berhenti adalah gesekan antara kanvas rem dan tromol, yang membedakan
adalah gaya yang mendorong sepatu rem.
Gambar 2.4. Rem Pneumatic
Sumber
: Toyota Astra Motor, New Step 1 Training Manual. 1995
b)
Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk
memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe, yaitu : tipe roda
belakang dan tipe center brake.
Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau
niaga menggunakan tipe center brake.
1) Tipe roda belakang
Gambar 2.5. Tipe Roda
Belakang
Sumber
: Toyota Astra Motor, New Step 1 Training Manual. 1995
2) Tipe center brake
Gambar 2.6. Tipe Center
Brake
Sumber
:Toyota Astra Motor, New Step 1 Training Manual. 1995
c)
Rem Tambahan
Fungsi utama rem
adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. Alhasil
masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS (Anti-lock Brake System) akan tetap meluncur meskipun sudah
menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya sentrifugal yang berbanding lurus dengan
kecepatan mobil. Sistem anti-lock braking
akan membantu dalam melakukan pengereman mendadak dan membantu mengendalikan
mobil agar tidak tergelincir.
Gambar 2.7. Anti-lock
Brake System
Sumber :Toyota Astra Motor, New Step 1
Training Manual. 1995
Cara kerja rem
ABS : Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan
menyampaikan data kecepatan tersebut kepada kontroler. Untuk mobil berhenti
secara normal dikecepatan seratus kilometer per jam, akan diperlukan waktu
selama lima detik. Tentunya pada saat melakukan pengereman normal, tidak akan
terjadi penguncian roda kendaraan. Lain ceritanya jika melakukan pengereman
mendadak, maka roda akan terkunci. Waktu yang diperlukan untuk roda terkunci
kurang lebih satu detik. Karena kontroler telah diprogram, untuk dapat
menghentikan kendaraan secara maksimal, terkuncinya roda saat pengereman tidak
boleh terjadi. Sebelum roda terkunci, kontroler akan mendapatkan data dari
sensor kecepatan dan akan memerintahkan katup menghalangi tekanan sesuai
perintah kontroler. Setelah putaran roda terdeteksi oleh sensor kecepatan,
kontroler akan memerintahkan katup untuk mengambil posisi yang membuat tekanan
minyak rem kembali diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS di atas terjadi sangat
cepat, rata-rata sistem ABS pada mobil sekarang, mampu melakukan lima belas
kali proses tersebut dalam satu detik.
Mekanisme
Kerja Rem
Setiap kendaraan
memerlukan suatu mekanisme yang dapat mengatur kecepatan atau menghentikan
kendaraan. Mekanisme ini sangat penting, sehingga pengemudi dapat mengontrol
laju kendaraan sesuai yang diinginkan.
Gambar 2.8. Mekanisme
Rem dalam Kendaraan
Sumber
: Drs. I. Solihin dan Mulyadi, S.Pd., Perbaikan
Chasis
Dan Pemindah Tenaga. 2000
a.
Pedal Rem
Pedal rem adalah komponen pada
sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan dan mempermudah
pengereman dengan cara diinjak. Karena pedal rem mempunyai peranan penting
dalam sistem rem, maka tinggi pedal rem juga harus sama dengan yang telah
ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi
pengemudi untuk menggerakkan pedal rem, sehingga mengakibatkan pengereman akan
terlambat.
Gambar 2.9. Konstruksi
Pedal Rem
Sumber
: Drs. I. Solihin dan Mulyadi, S.Pd., Perbaikan
Chasis
Dan Pemindah Tenaga. 2000
Pedal rem juga
harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master cylinder akan selalu terdorong
keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan
minyak rem yang terjadi pada sistem rem. Disamping itu juga harus terdapat
jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan.
b.
Master Cylinder
Master cylinder
berfungsi untuk mengubah gerak rem ke dalam tekanan hidraulis. Master cylinder
terdiri dari reservoir tank yang
berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan
hidraulis. Master cylinder pada dasarnya mempunyai dua tipe yaitu tipe tunggal
dan tipe ganda.
1) Tipe tunggal
Pada jenis tunggal ini
konstruksinya hanya terdiri atas satu piston dan satu return spring.
Cara kerjanya : Pada saat pedal
ditekan piston akan bergerak maju dan minyak rem mengalir ke tangki melalui
saluran di depan silinder master. Akibat tekanan ini maka tekanan minyak tinggi
akibat pengecilan volume, sehingga bisa mendorong katup inlet sampai menutup saluran ke tangki, inlet tertutup, tekanan minyak bertambah naik dan minyak mengalir
ke silinder roda melewati katup pengecek. Jika pedal rem dilepas maka piston
kembali ke posisi semula akibat gaya pegas. Hal ini menyebabkan tekanan minyak
mengecil dan terjadi kevakuman dalam piston. Akibatnya minyak akan terhisap,
batang pendorong tertarik, dan katup inlet
terbuka sehingga minyak kembali ke tangki.
2) Tipe Ganda
Pada jenis ini piston dan return springnya terdiri atas dua yang
saling berhubungan.
Cara kerjanya : Saat pedal ditekan
maka piston bergerak ke depan, minyak rem kembali ke tangki dan katup inlet menutup saluran masuk. Saat piston
bergerak lagi timbul tekanan dan juga pada piston 2 timbul tekanan sehingga
menyebabkan tekanan fluida timbul
pada rem belakang. Naiknya tekanan fluida
pada piston 2 maka batang pendorong menutup saluran minyak ke tangki minyak rem
sehingga tekanan akan pindah ke sistem roda belakang melalui katup outlet.
c.
Pipa Rem
Pipa rem berfungsi untuk
mengalirkan minyak rem bertekanan dari master
cylinder menuju wheel cylinder. Pipa rem yang sudah lama digunakan sering mengalami
kerusakan. Kerusakan yang terjadi terutama pada ujung pipa yang dikaitkan pada
saluran output master cylinder atau
saluran masuk ke wheel cylinder.
d. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem
dari seorang pengemudi tidaklah cukup kuat untuk segera menghentikan kendaraan.
Boster rem melipat gandakan daya
penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar diperlukan.
Boster
rem dapat dipasang menjadi satu dengan master
cylinder atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master cylinder itu sendiri. Boster
rem mempunyai diaphragma atau membran
yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfer dan kevakuman yang dihasilkan
dari dalam intake manifold mesin. Master cylinder dihubungkan pedal dan
membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang
minimum.
Gambar 2.12. Konstruksi
Boster Rem
Sumber
: Drs. I. Solihin dan Mulyadi, S.Pd., Perbaikan
Chasis
Dan Pemindah Tenaga. 2000
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan sesuatu hal, boster rem dirancang sedemikian rupa
sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang, dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar. Fungsi boster rem dapat dicek dengan cara berikut :
1) Tekan pedal beberapa kali saat
mesin mati, dan periksa bahwa tidak ada perubahan jarak cadangan pada pedal
rem.
2) Tekan pedal rem saat mesin
hidup. Bila tinggi pedal sedikit menurun, boster
rem bekerja normal.
e.
Katup Pengimbang (Proportioning
valve)
Kendaraan dihentikan dengan adanya
gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan bertambah sesuai dengan adanya
pembagian beban pada roda. Biasanya kendaraan yang mesinnya terletak didepan,
bagian depannya lebih berat dibandingkan bagian belakangnya. Bila kendaraan di
rem, maka titik pusat gravitasi akan
pindah kedepan. Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga sehingga
dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan. Alat ini
dinamakan katup pengimbang atau proportioning
valve.
Katup pengimbang diletakkan
diantara saluran rem master cylinder
dan wheel cylinder roda belakang. Alat ini berfungsi secara otomatis
menurunkan tekanan hidraulis pada
silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman atau daya cengkeram
pada roda belakang akan berkurang agar roda belakang terhindar dari penguncian
lebih awal saat pengereman darurat.
f.
Flexible Hose
Flexible
hose merupakan sistem rem yang digunakan
untuk menyalurkan pipa rem dan rem roda, dan untuk mengimbangi gerakan suspensi. Pipa rem berfungsi menyalurkan
minyak rem dari master cylinder ke wheel cylinder.
g.
Tuas Rem Parkir
Tuas rem dan kabel rem berfungsi
untuk mengerem roda belakan melalui batang penghubung dan kabel-kabel. Selain
itu juga untuk parkir kendaraan pada kondisi jalan yang menurun. Tuas rem
parkir juga dilengkapi dengan ratchet
untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir
penyetelan dekat dengan tuas rem. Dengan demikian penyetelan jarak tuas dapat
mudah di stel. Berdasarkan konstruksi dan cara kerja rem tangan dalam
pemakaiannya terbagi dalam dua jenis yaitu, jenis stick dan jenis tuas dorong.
1) Jenis stick
2) Jenis tuas dorong
Jenis
Rem
a. Rem Cakram
Mobil modern kebanyakan telah
menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya rem cakram dapat ditemukan pada roda
kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan
ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama mobil dengan volume
silinder mesin berkapasitas besar.
Sistem kerja rem cakram adalah
dengan cara menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston
untuk mendorong sepatu rem ke cakram. Rem jenis ini biasanya digunakan pada
kereta api, mobil, sepeda motor. Pada mobil balap, bahan yang digunakan
biasanya terbuat dari keramik agar tahan panas yang ditimbulkan selama proses pengereman.
1) Komponen-komponen rem cakram :
a) Disc
Disc
adalah komponen rem cakram yang berguna untuk menerima gesekan dari pad rem pada saat pengereman dilakukan, disc ini dihubungkan dengan roda
kendaraan melalui sambungan baut. Jadi ketika kendaraan berjalan dan roda
berputar maka disc juga ikut
berputar.
b) Caliper
Caliper
adalah komponen rem disc yang berguna
untuk menerima dan meneruskan gaya pengereman dari minyak rem untuk memberikan
tekanan pada pad rem. Pada caliper terdapat piston yang menerima
tekanan dari minyak rem dan akan bergerak maju keluar untuk menekan pad rem. Caliper dipasang pada chasis
kendaraan dan tidak bergerak pada saat roda berputar. Caliper pada rem cakram ini mempunyai beberapa tipe yaitu, type fixed caliper (double piston) dan type floating caliper (single piston).
(1) Type fixed caliper (double piston)
Tipe caliper ini konstruksinya terpasang dua silinder yang bekerja
secara hidrolik menekan pad dari dua
arah. Prinsip kerjanya : Pada saat terjadi tekanan akibat hidrolik oil pressure maka piston akan terdorong kedua pad dan pegas karet hingga pad menekan cakram. Pada saat tekanan
hilang maka pegas karet akan mengembang atau reaksi dan kedudukan pad kembali pada kedudukan semula. Namun demikian radiasi panasnya terbatas
karena silinder rem berada diantara cakram dan velg, hal ini menyebabkan sulit tercapai pendinginan. Untuk
membutuhkan penambahan komponen yang banyak untuk mengatasi hal tersebut, caliper jenis ini sudah jarang
digunakan.
(2) Type
floating caliper (single piston)
Tipe seperti ini piston hanya
ditempatkan pada satu sisi caliper
saja. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston dan selanjutnya menekan pada disc (cakram). Pada saat yang sama
tekanan hidraulis menekan pada sisi pad, dan ini disebabkan karena caliper bergerak dan menjepit
cakram dan terjadi usaha pengereman.
c) Pad Rem
Pad
rem adalah komponen yang menekan dan bergesekan dengan disc. Pad rem ini
dipasang pada kaliper rem dan dapat bergerak maju mundur di saat piston pada
kaliper menekan. Pad rem lebih
dikenal dengan sebutan kanvas rem.
2) Cara Kerja Rem Cakram
Pada saat pedal rem ditekan akan
mendorong minyak rem ke arah caliper
dan mendorong piston. Pada saat piston bergerak caliper akan menekan kanvas
rem ke piringan sehingga terjadilah pengereman. Setelah pedal rem dilepas,
karet yang didalam caliper sebagai
pengembali posisi piston seperti semula dan mengembalikan minyak rem ke tabung
penyimpanan minyak rem tersebut.
3) Kelebihan Rem Cakram
Kelebihan rem cakram adalah dapat
digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem
rem cakram sebagai andalannya. Selain itu rem cakram tahan terhadap genangan
air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang
banjir. Rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka)
sehingga pendinginan terbilang lebih efektif. Kegunaan rem cakram banyak
dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada
bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan dibelakang, sehingga
membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah
banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.
4) Kekurangan Rem Cakram
Kekurangan dari rem cakram adalah
dari bagian aplikasi rem cakram yang bersifat terbuka, sehingga memudahkan debu
atau kotoran dan bahkan lumpur dapat menempel. Lama kelamaan kotoran tersebut
dapat menghambat kinerja pengereman, bahkan sampai merusak bagian komponen pada
bagian caliper, seperti piston. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin untuk menghindari
kerusakan pada komponen rem tersebut.
b.
Rem Tromol
Rem tromol adalah rem yang bekerja
atas dasar gesekan antara sepatu rem dengan tromol yang ikut berputar bersama
putaran roda kendaraan. Agar gesekan dapat mmemperlambat kendaraan dengan baik,
maka sepatu rem di buat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Rem tromol tahan lama karena adanya
tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas
agak lebih sulit di banding dengan rem cakram karena mekanismenya yang agak
tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda-roda belakang yang
tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
Cara Kerja Rem
Tromol
Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang
cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake
shoe), dan silinder roda (wheel cylinder). Pada dasarnya jenis
rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini
dimaksudkan supaya sistem rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
persyaratan.
Adapun cara kerja rem tromol adalah : Pada saat
pedal rem diinjak, maka tuas master
cylinder akan mendorong piston dan minyak rem didalam master cylinder akan
terdorong ke dalam pipa saluran minyak rem. Minyak rem didalam pipa akan
diteruskan ke silinder roda, dan kemudian mendorong piston yang ada didalam silinder roda ke arah luar. Hal ini mengakibatkan sepatu rem terdorong dan kanvas bergesekan dengan tromol sehingga
terjadi pengereman. Pada saat pedal rem dilepas, maka pushrod akan bergerak mundur dan piston akan ikut bergerak mundur
mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu mengalahkan tenaga
pegas maka volume pada master cylinder
membesar dan tekanan mengecil, akibatnya pada sepatu rem akan kembali ke posisi
semula.
Komponen Rem
Tromol
Rem tromol terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Wheel
Cylinder
Wheel cylinder
adalah komponen rem yang didalamnya terdapat piston rem beserta seal tergantung dari konstruksi rem
tromolnya. Fungsi dari wheel cylinder
adalah untuk menekan sepatu rem ke tromol. Ada dua macam jenis wheel cylinder, yang pertama bekerja pada sepatu rem pada kedua arah dan
yang kedua gerakannya hanya pada satu arah saja.
b. Sepatu Rem
Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan
lingkaran tromol dan dilengkapi dengan kanvas.
Sepatu rem berfungsi untuk menahan putaran tromol melalui gesekan dan juga
sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan.
c. Kanvas
Rem
Kanvas
rem dipasang pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek pada tromol. Bahan
yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau campuran plastik untuk
memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan aus. Kanvas ini bisa diganti bila sudah mengalami keausan.
d. Pegas Pengembali
Pegas pengembali adalah komponen rem yang berfungsi
untuk mengembalikan sepatu rem ke posisi semula pada saat tekanan wheel cylinder turun.
e. Backing
Plate
Backing plate
adalah komponen rem yang terbuat dari baja press.
Backing plate bagian rem belakang
diikat dengan baut pada real axel housing
dan untuk rem depan backing plate
diikat dengan baut pada steering knuckle.
Backing plate berfungsi sebagai
tumpuan untuk menahan putaran tromol sekaligus sebagai dudukan wheel cylinder.
f. Penyetel Sepatu Rem
Komponen ini berfungsi untuk menyetel kerenggangan
antara sepatu rem dengan tromol. Penyetel sepatu rem ini akan mendorong kanvas rem agar tidak terlalu jauh
dengan tromol, sehingga ketika piston rem melakukan penekanan, maka kanvas rem akan segera bergesekan dengan
tromol. Penyetelan sepatu rem dilakukan pada saat pemeriksaan rem dan saat
penggantian kanvas rem.
g.
Piston Rem
Piston rem berada didalam wheel cylinder yang berfungsi untuk meneruskan tenaga pengereman
dari minyak rem ke kanvas rem. Piston
bergerak maju bila mendapat tekanan dari minyak rem, dan pada saat minyak rem
tidak menekan lagi maka piston akan kembali ke posisi semula.
h. Bleeder
Plug
Bleeder plug
adalah komponen rem yang berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada
pipa minyak rem. Bleeder plug
terletak dibelakang wheel cylinder.
i. Tromol Rem
Tromol rem umumnya terbuat dari besi tuang. Tromol
ini berputar bersama dengan roda dan dipasang hanya diberi sedikit kerenggangan
dengan sepatu rem. Bila rem ditekan maka kanvas
rem akan menekan terhadap permukaan tromol, sehingga mengakibatkan terjadinya
gesekan dan menimbulkan panas. Panas yang ditimbulkan pada tromol cukup tinggi
(200°C-300°C).
permukaan tromol rem dapat menjadi tergores ataupun cacat, hal ini dapat
diperbaiki dengan cara pembubutan.
1) Kelebihan Rem Tromol
Kelebihan dari rem tromol adalah
posisinya yang tertutup tromol sehingga kotoran dari luar tidak dapat masuk.
Selain itu kinerja dari rem tromol lebih lembut dan penampang kanvas rem dapat dibuat lebar sehingga
dapat digunakan pada beban angkut yang berat.
2) Kekurangan Rem Tromol
Kekurangan dari rem tromol adalah
karena tidak seluruhnya kanvas rem
menempel ke tromol roda, maka daya pengereman yang dihasilkan rem tromol hanya
70% saja. Selain itu, jika rem tromol terendam air, rem tromol tidak dapat
berfungsi dengan baik karena koefisien
gesek akan berkurang.